faktor yang menyebabkan perceraian |
Tingginya angka perceraian belakangan ini, menyisakan rasa miris, bagi UPIPA GOW Wonosobo, ini adalah sedikit gambaran tentang faktor faktor yang biasanya menjadi alasan untuk bercerai. semoga bisa menjadikan nasehat untuk kita agar kita hidup kita bisa lebih baik lagi.
Berikut sedikit tentang Perceraian dan faktor faktor yang melatar belakangi terjadinya perceraian.
faktor yang menyebabkan perceraian |
Perkawinan adalah merupakan perpauan dua insan, dalam suatu iakatan untuk menjalani hidup besama. Dan ketika dalam menjalani samudra kehidupan tidaklan akan pernah berjalan mulus, seperti apa yang ada di dalam angan. Sehingga perceraian tak jarang menjadi jalan terakhir yang dilih untuk menyelesaiakan masalah.
Pengertian Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku (Erna, 1999¬). Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri.
faktor yang menyebabkan perceraian |
Kata cerai bukan berarti hanya menyangkut kedua belah pihak pasangan saja, yaitu ayah dan ibu. Sayangnya, tidak banyak dari pasangan yang memperhatikan bagaimana dan apa yang sedang terjadi pada anak ketika proses perceraian akan dan sedang berlangsung. Kadangkala, perceraian adalah satu-satunya jalan bagi orangtua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Namun apapun alasannya, perceraian selalu menimbulkan akibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan pernikahan yang buruk.
Jika memang perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dan tak terhindarkan lagi, apa tindakan terbaik yang harus dilakukan oleh orangtua (Mama dan Papa) untuk mengurangi dampak negatif perceraian tersebut bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Dengan kata lain bagaimana orangtua menyiapkan anak agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat perceraian.
Sebelum perceraian terjadi, biasanya didahului dengan banyak konflik dan pertengkaran. Kadang-kadang pertengkaran tersebut masih bisa ditutup-tutupi sehingga anak tidak tahu, namun tidak jarang anak bisa melihat dan mendengar secara jelas pertengkaran tersebut. Pertengkaran orangtua, apapun alasan dan bentuknya, akan membuat anak merasa takut. Anak tidak pernah suka melihat orangtuanya bertengkar, karena hal tersebut hanya membuatnya merasa takut, sedih dan bingung. Kalau sudah terlalu sering melihat dan mendengar pertengkaran orangtua, anak dapat mulai menjadi pemurung. Oleh karena itu sangat penting untuk tidak bertengkar di depan anak-anak.
Akhir-akhir ini banyak kita jumpai permasalahan mengenai disorganisasi keluarga, diantaranya adalah perceraian. Kasus perceraian pasangan suami istri sudah mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan, jadi bisa dibayangkan betapa sebenarnya banyak keluarga disekitar kita mengalami satu fase kehidupan yang sungguh tidak diharapkan. Perceraian senantiasa membawa dampak yang mendalam bagi anggota keluarga meskipun tidak semua perceraian membawa dampak yang negatif. Perceraian merupakan jalan yang terbaik bagi keduanya untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik dan juga perceraian tidak hanya berdampak negatif bagi pihak yang bersangkutan tetapi juga memberikan dampak yang positif.
faktor penyebab perceraian antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga : Alasan tersebut di atas adalah alasan yang paling kerap dikemukakan oleh pasangan suami – istri yang akan bercerai. Ketidakharmonisan bisa disebabkan oleh berbagai hal antara lain, krisis keuangan, krisis akhlak, dan adanya orang ketiga. Dengan kata lain, istilah keharmonisan adalah terlalu umum sehingga memerlukan perincian yang lebih mendetail.
b. Krisis moral dan akhlak : Selain ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perceraian juga sering memperoleh landasan berupa krisis moral dan akhlak, yang dapat dilalaikannya tanggung jawab baik oleh suami ataupun istri, poligami yang tidak sehat, penganiayaan, pelecehan dan keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun istri, misal mabuk, berzinah, terlibat tindak kriminal, bahkan utang piutang.
c. Perzinahan : Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun istri.
d. Pernikahan tanpa cinta: Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk mengakhiri sebuah perkawinan adalah bahwa perkawinan mereka telah berlangsung tanpa dilandasi adanya cinta. Untuk mengatasi kesulitan akibat sebuah pernikahan tanpa cinta, pasangan harus merefleksi diri untuk memahami masalah sebenarnya, juga harus berupaya untuk mencoba menciptakan kerjasama dalam menghasilkan keputusan yang terbaik.
Adanya masalah-masalah dalam perkawinan: Dalam sebuah perkawinan pasti tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Masalah dalam perkawinan itu merupakan suatu hal yang biasa, tapi percekcokan yang berlarut-larut dan tidak dapat didamaikan lagi secara otomatis akan disusul dengan pisah ranjang.
Saat ini diseluruh dunia telah terjadi peningkatan jumlah perceraian pasangan suami istri. Yang mengherankan ternyata penyebab mereka berbercerai pada umumnya bukanlah karena mereka tidak lagi saling mencintai. Namun didapati perceraian itu lebih diakibatkan oleh fakto-faktor lain sebagai pemicunya.
a. Penyebab kemungkinan meningkatnya perceraian di tengah masyarakat yang pertama adalah “Status Sosial Ekonomi”. Pasangan yang memiliki income dan pendidikan yang rendah adalah golongan yang lebih gampang bercerai. Sekalipun Wanita yang memiliki pendidikan (lima tahun atau lebih diperguruan tinggi) melebihi suaminya, memiliki rata-tara tingkat perceraian lebih tinggi dari pada wanita yang lebih miskin dan lebih rendah tingkat pendidikan mereka.
b. Penyebab kemungkinan meningkatnya tingkat perceraian yang kedua adalah “ Usia mereka saat Menikah.” Usia saat menikah adalah salah satu prediksi yang sangat kuat kemungkinan bercerai. Telah di perlihatkan melaui berbagai penelitian bahwa: Pasangan yang menikah pada usia 20 atau di usia yang lebih muda memiliki kemungkinan perceraian lebih tinggi terutama selama 5 tahun pertama usia pernikahan. ( Bumpass, castro-Martin and Sweet 1991)
c. Kemungkinan meningkatnya tingkat Perceraian yang ke tiga adalah ” Suku/ Ras”. Di Amerika serikat, Populasi kulit hitam memiliki tingkat perceraian lebih tinggi dalam perceraian disebabkan oleh alasan-alasan ekonomi.
d. Penyebab kemungkinan meningkatnya perceraian yang ke 4 adalah “ Masalah AGAMA”.
e. Penyebab kemungkinan meningkatnya perceraian ke 5 adalah: “Tidak dipunyainya anak/keturunan” Weinberg seorang peneliiti Keluarga/rumah tangga berkata” Tidak dimilikinya keturunan atau anak merupakan alasan untuk suatu perceraian. (Weinberg.1990) Hal ini disebabkan karena anak membantu keutuhan dan mempersatukan padukan keluarga.
f. Penyebab kemungkinan meningkatnya perceraian yang ke 6 adalah. Perceraian itu saat ini telah menjadi perkara yang biasa-biasa saja dan sudah sangat dimaklumi dan gampang diterima di tengah masyarakat. Berbeda dengan beberapa dasa warsa yang lalu, perceraian itu sesuatu yang sangat tabu dan layak untuk dihindari, tetapi kini zaman itu sudah berubah. Dan fakta seperti ini yang mendorong banyak orang menggampangkan menyelesaikan sesuatu pertengkaran dengan perceraian.
Sesungguhnya setiap saat setelah bulan madu adalah merupakan periode yang rawan bagi setiap pasangan pernikahan. Untuk itulah diperlukan kewaspadaan, diperlukan komitmen dan kesungguh-sungguhan bagi setiap pasangan nikah untuk saling memupuk , memelihara dan saling membahagiakan. Sesungguhnya ada tiga Periode dalam pernikahan yang memiliki tingkat kerawanan melebihi tahun-tahun yang lain, hal ini dikarenakan memuncaknya perbedaan yang menyerap lebih banyak energi pasangan nikah untuk saling menyesuaikan diri. Adapun tiga periode yang sesungguhnya kita patut sadari dan waspadai, dan patut kita antisipasi itu adalah:
(1.) Periode usia nikah 1-5 tahun adalah periode dimana fondasi pernikahan sesungguhnya belum cukup kuat. Dan justru pada usia 1-4 tahun itu tuntutan untuk saling mencocokan dan menyesuaikan diri itu menyedot begitu banyak energi pasangan suami istri yang masih baru ini. Mereka dituntut sanggup menyesuaikan diri dengan pasangannya, dengan mertua dengan saudara ipar, dengan kerabat, dan dengan pekerjaan atau karier. Bila mereka sukses dalam saling menyesuaikan diri akan menjadi keluarga yang semakin kokoh. Namu bila mereka gagal untuk menyesuaikan diri hal itu akan menyebabkan problema semakin meruncing dan tidak terselesaikan atau perceraian.
(2.) Periode Puber kedua atau Usia Parobaya yaitu periode usia pernikahan 15-20 tahun. Adalah periode dimana usia masing masing suami istri antara 40-50 tahun. Apa yang sesungguhnya terjadi yang menyebabkan perkawinan menghadapi usia kritis pada periode ini? Anak-anak mulai menginjak usia remaja, dan kenakalan remaja seringkali menyebabkan perbedaan cara didik dan cara mendisiplin anak yang mengakibatkan perbedaan semakin tajam antara suami istri, disinilah krisis yang baru dimulai. Bukan itu saja saat ini karir biasanya sudah mantap, keuangan mantap, dan biasanya orang tua dan mertua yang mengawasi kita sudah mulai meninggal, disaat yang sama hubungan suami istri biasanya mulai merenggang karena istri mulai masuk masa menopause dan suami memasuki masa puber kedua. Dan disinilah terjadi banyak godaan perselingkuhan.
(3) Masa Pensiun atau disebut juga masa sarang kosong yaitu periode 30-35 tahun usia pernikahan. Masa dimana anak-anak pada umumnya sudah menikah dan meninggalkan rumah. Pasangan suami istri yang selama ini belum biasa saling memaafkan, menghargai dan menyesuaikan diri dengan baik maka saat memasuki masa pensiun dan harus tinggal berduaan selama 24 jam sehari merupakan suatu kesulitan besar yang mengakibatkan pasangan semakin menjauh diusia senja.
IV. Empat alasan bertahan, menghindar perceraian.
Hilangnya perasaan cinta, tak berarti menjadi tanda akhir dari pernikahan. Karena faktanya, meski perasaan itu hilang, banyak pasangan yang memilih untuk tetap bertahan walau harus dijalani secara terpaksa dan penuh kepura-puraan. Menariknya, hal tersebut tak pandang bulu. Perempuan mapan dengan wawasan luas dan berpikiran maju pun turut berada dalam golongan ini. Alasan-alasan tertentu telah mematahkan ego dari pihak yang tengah dilanda "lost love syndrome".
1. Faktor anak.
Faktor anak, seperti yang terungkap banyak kasus, memang menjadi alasan terbesar para pasangan untuk tetap bertahan. Bagaimanapun anak selalu menjadi korban atas perceraian orang tuanya. Meski kemudian pasangan yang telah berpisah mengklaim tetap akan memberikan perhatian dan kasih sayang terbaiknya kepada anak, toh luka hati anak bukanlah sesuatu yang mudah dihapuskan.
2. Faktor pencitraan.
Alasan kedua terbesar adalah faktor pencitraan. Hidup di negara Timur yang penuh dengan aturan normatif memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang-orang yang hidup di dalamnya. Sanksi sosial kadang lebih garang daripada sanksi mana pun sehingga sang pelaku tak berdaya. Hal ini pulalah yang membuat pasangan berpikir dua kali untuk merampungkan hubungannya. Belum lagi urusan norma dalam keluarga.
3. Faktor orang tua
Faktor orang tua menjadi faktor yang turut memberatkan hati untuk melepaskan diri dari pasangan. Hilangnya sandaran ekonomi juga menjadi alasan lain bertahannya pernikahan yang jelas “ambruk”. Hal itu diungkapkan oleh 9 persen responden. Meski di zaman modern banyak wanita yang berkarier sendiri, bukan berarti peranan suami sebagai tulang punggung keluarga hilang begitu saja.
4. Faktor ekonomi
Bila terjadi perceraian, tentu akan banyak pengeluaran yang ditanggung sendiri. Karena faktor inilah, istri pun pada akhirnya bersedia mengorbankan perasaan dengan tetap melabuhkan diri dalam ikatan pernikahan.
V. Pandangan anak terhadap perceraian orang tua.
Perceraian bagi anak adalah “tanda kematian” keutuhan keluarganya, rasanya separuh “diri” anak telah hilang, hidup tak akan sama lagi setelah orang tua mereka bercerai dan mereka harus menerima kesedihan dan perasaan kehilangan yang mendalam. Contohnya, anak harus memendam rasa rindu yang mendalam terhadap ayah/ibunya yang tiba-tiba tidak tinggal bersamanya lagi. Dalam sosiologi, terdapat teori pertukaran yang melihat perkawinan sebagai suatu proses pertukaran antara hak dan kewajiban serta penghargaan dan kehilangan yang terjadi diantara sepasang suami istri. Karena perkawinan merupakan proses integrasi dua individu yang hidup dan tinggal bersama, sementara latar belakang sosial-budaya, keinginan serta kebutuhan mereka berbeda, maka proses pertukaran dalam perkawinan ini harus senantiasa dirundingkan dan disepakati bersama. Banyak pertanyaan dari orangtua mengenai pada usia berapakah perpisahan dan perceraian orangtua memiliki dampak buruk yang minim bagi anak? Benarkah justru di usia balita paling baik, karena anak belum banyak terpapar pada kehidupan orangtuanya? Jawabannya secara umum adalah tidak ada usia terbaik. Namun demikian, sesungguhnya dampak perceraian pada anak-anak bervariasi sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan psikologis mereka. Orangtua perlu memahami dampak dan kebutuhan yang berbeda dari anak-anak mereka.
VI. Dampak perceraian terhadap perkembangan psikologis anak.
Dampak pada anak-anak pada masa ketidakharmonisan, belum sampai bercerai namun sudah mulai tidak harmonis:
1. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.
2. Anak merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dalam hal ini anak sulit sekali memilih papa atau mama.
3. Anak sering kali mempunyai rasa bersalah.
4. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang tuanya.
Dalam rumah tangga yang tidak sehat, yang bermasalah dan penuh dengan pertengkaran-pertengkaran bisa muncul 3 kategori anak.
1. Anak-anak yang memberontak yang menjadi masalah diluar. Anak yang jadi korban keluarga yang bercerai itu menjadi sangat nakal sekali karena:
a. Mempunyai kemarahan, kefrustrasian dan mau melampiaskannya.
b. Selain itu, anak korban perceraian jadi gampang marah karena mereka terlalu sering melihat orang tua bertengkar. Namun kemarahan juga bisa muncul karena :
• Dia harus hidup dalam ketegangan dan dia tidak suka hidup dalam ketegangan.
• Dia harus kehilangan hidup yang tenteram, yang hangat, dia jadi marah pada orang tuanya kok memberikan hidup yang seperti ini kepada mereka.
c. Waktu orang tua bercerai, anak kebanyakan tinggal dengan mama, itu berarti ada yang terhilang dalam diri anak yakni figur otoritas, figur ayah.
2. Anak-anak yang bawaannya sedih, mengurung diri, dan menjadi depresi. Anak ini juga bisa kehilangan identitas sosialnya.
VIII. Perkembangan psikologis anak korban perceraian.
a. Arti Keluarga Bagi Anak
Bagi anak keluarga sangatlah penting. Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, memperoleh kasih sayang. Peran keluarga sangatlah penting untuk perkembangan anak pada masa-masa yang mendatang, baik secara psikologi maupun secara fisik. Tanpa keluarga anak akan merasa sendiri, tidak ada tempat untuk berlindung.
b. Kondisi Psikologis Anak Akibat Perceraian
Masa ketika perceraian terjadi merupakan masa yang kritis buat anak, terutama menyangkut hubungan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam bathin anak-anak. Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru. Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orangtuanya bercerai adalah:
- Merasa tidak aman (insecurity).
- Tidak diinginkan atau ditolak oleh orang tuannya yang pergi.
- Marah Sedih dan kesepian.
- Kehilangan, merasa sendiri, menyalahkan diri sendiri sendiri sebagai penyebab orangtua bercerai.
Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah dewasa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Beberapa indikator bahwa anak telah beradaptasi adalah: Menyadari dan mengerti bahwa orang tuannya sudah tidak lagi bersama dan tidak lagi berfantasi akan persatuan kedua orang tua, Dapat menerima rasa kehilangan, Tidak marah pada orang tua dan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi dirinya sendiri.
c. Cara Membangkitkan Motivasi dan Harapan Anak Korban Perceraian.
Bagi anak-anak mempunyai keluarga yang utuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa akan ada perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anak akan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akan sangat terpukul, kehilangan harapan, cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya. Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok serta jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut. Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum ada perceraian.
d. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologi Anak.
Perceraian selalu berdampak buruk dan terasa amat pahit bagi anak-anak. Dan ini jelas menorehkan perasaan sedih serta takut pada diri anak.
Alhasil, ia tumbuh dengan jiwa tidak sehat. Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewati proses perceraian orang tuanya:
- Dukung anak Anda untuk mengungkapkan perasaan mereka, baik yang positif maupun negatif, mengenai apa yang sudah terjadi.
- Sangatlah penting bagi orang tua yang akan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk memberi dukungan kepada anak-anak mereka serta mendukung mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Dalam hal ini Anda tidak boleh melibatkan perasaan Anda. Seringkali terjadi, perasaan akan kehilangan salah satu orang tua akibat perceraian menyebabkan anak-anak menyalahkan salah satu dari kedua orang tuanya (atau kedua-duanya) dan mereka merasa dikhianati. Jadi, anda harus betul-betul siap untuk menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan anak anda atau keprihatinan yang mereka miliki.
- Beri kesempatan pada anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut berpengaruh pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebih besar, tanpa terduga, bisa mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasa menyudutkan, tetaplah bersikap terbuka.
- Bila Anda merasa tidak sanggup membantu anak, minta orang lain melakukannya. Misalnya, sanak keluarga yang dekat dengan si anak.
- Adalah wajar bagi anak-anak bila memiliki berbagai macam emosi dan reaksi terhadap perceraian orang tuanya. Bisa saja mereka merasa bersalah dan menduga-duga, merekalah penyebab dari perceraian. Anak-anak marah dan merasa ketakutan. Mereka khawatir akan ditelantarkan oleh orang tua yang bercerai.
- Ada anak-anak yang sanggup untuk menyuarakan perasaan mereka, hal ini tergantung dari usia dan perkembangan mereka. Sementara, sebagian lagi tidak dapat berkata-kata. Ada yang marah dan depresi. Untuk anak-anak usia sekolah, jelas sekali perceraian mengakibatkan turunnya nilai pelajaran mereka di sekolah. Walaupun untuk beberapa lama anak-anak akan berusaha mati-matian menghadapi perceraian orang tuanya, pengaruh nyata dari perceraian biasanya dirasakan anak berusia 2 tahun ke atas.
- Jangan menjelek-jelekan mantan pasangan di depan anak walaupun Anda masih marah atau bermusuhan dengan bekas suami. Hal ini merupakan salah satu yang sulit untuk dilakukan tapi Anda harus berusaha keras untuk mencobanya. Jika hal itu terus saja Anda lakukan, anak akan merasa, ayah atau ibunya jahat, pengkhianat, atau pembohong. Nah, pada anak tertentu, hal itu akan menyebabkan ia jadi dendam dan trauma untuk menikah karena takut diperlakukan serupa.
- Anak-anak tidak perlu merasa mereka harus bertindak sebagai "penyambung lidah" bagi kedua orang tuanya. Misalnya, Anda berujar, "Bilang, tuh, sama ayahmu, kamu sudah harus bayaran uang sekolah."
- Minta dukungan dari sanak keluarga dan teman-teman dekat. Orang tua tunggal memerlukan dukungan. Dukungan dari keluarga, sahabat, pemuka agama, dapat membantu Anda dan anak untuk menyesuaikan diri dengan perpisahan dan perceraian. Hal lain yang juga dapat menolong adalah memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bertemu dengan orang lain yang telah berhasil melewati masa-masa perceraian dengan baik.
- Bilamana mungkin, dukung anak-anak agar memiliki pandangan yang positif terhadap kedua orang tuanya. Walaupun pada situasi yang baik, perpisahan dan perceraian dapat sangat menyakitkan dan mengecewakan bagi kebanyakan anak-anak. Dan tentu saja secara emosional juga sulit bagi para orang tua.
e. Persiapan Orang Tua Dalam Kaitannya dengan Kondisi Psikologis Anak Sebelum Memutuskan untuk Bercerai.
Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam beradaptasi terhadap perubahan hidupnya ditentukan oleh daya tahan dalam dirinya sendiri, pandangannya terhadap perceraian, cara orangtua menghadapi perceraian, pola asuh dari si orangtua tunggal dan terjalinnya hubungan baik dengan kedua orangtuanya. Bagi orangtua yang bercerai, mungkin sulit untuk melakukan intervensi pada daya tahan anak karena hal tersebut tergantung pada pribadi masing-masing anak, tetapi sebagai orangtua mereka dapat membantu anak untuk membuatnya memiliki pandangan yang tidak buruk tentang perceraian yang terjadi dan tetap punya hubungan baik dengan kedua orangtuanya. Di bawah ini adalah beberapa saran yang sebaiknya dilakukan orangtua agar anak sukses beradaptasi, jika perpisahan atau perceraian terpaksa dilakukan:
- Begitu perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segeralah memberi tahu anak bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya, bahwa nanti anak tidak lagi tinggal bersama Mama dan Papa, tapi hanya dengan salah satunya.
- Sebelum berpisah ajaklah anak untuk melihat tempat tinggal yang baru (jika harus pindah rumah). Kalau anak akan tinggal bersama kakek dan nenek, maka kunjungan ke kakek dan nenek mulai dipersering. Kalau ayah/ibu keluar dari rumah dan tinggal sendiri, anak juga bisa mulai diajak untuk melihat calon rumah baru ayah/ibunya.
- Di luar perubahan yang terjadi karena perceraian, usahakan agar sisi-sisi lain dan kegiatan rutin sehari-hari si anak tidak berubah. Misalnya: tetap mengantar anak ke sekolah atau mengajak pergi jalan-jalan.
- Jelaskan kepada anak tentang perceraian tersebut. Jangan menganggap anak sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa, jelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana. Penjelasan ini mungkin perlu diulang ketika anak bertambah besar.
- Jelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah si anak.
- Anak perlu selalu diyakinkan bahwa sekalipun orangtua bercerai tapi mereka tetap mencintai anak. Ini sangat penting dilakukan terutama dari orangtua yang pergi, dengan cara: berkunjung, menelpon, mengirim surat atau kartu. Buatlah si anak tahu bahwa dirinya selalu diingat dan ada di hati orangtuanya.
- Orangtua yang pergi, meyakinkan anak kalau ia menyetujui anak tinggal dengan orangtua, dan menyemangati anak agar menyukai tinggal bersama orangtuanya itu.
- Orangtua yang tinggal bersama anak, memperbolehkan anak bertemu dengan orangtua yang pergi, meyakinkan anak bahwa dia menyetujui pertemuan tersebut dan menyemangati anak untuk menyukai pertemuan tersebut.
- Kedua orangtua, merancang rencana pertemuan yang rutin, pasti, terprediksi dan konsisten antara anak dan orangtua yang pergi. Kalau anak sudah mulai beradaptasi dengan perceraian, jadwal pertemuan bisa dibuat dengan fleksibel. Penting buat anak untuk tetap bisa bertemu dengan kedua orangtuanya. Tetap bertemu dengan kedua orangtua membuat anak percaya bahwa ia dikasihi dan inginkan. Kebanyakan anak yang membawa hingga dewasa perasaan-perasaan ditolak dan tidak berharga adalah akibat kehilangan kontak dengan orangtua yang pergi.
- Tidak saling mengkritik atau menjelekkan salah satu pihak orangtua di depan anak.
- Tidak menempatkan anak di tengah-tengah konflik.
- Tidak menjadikan anak sebagai senjata untuk menekan pihak lain demi membela dan mempertahankan diri sendiri. Misalnya mengancam pihak yang pergi untuk tidak boleh lagi bertemu dengan anak kalau tidak memberikan tunjangan; atau tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan anak supaya pihak yang pergi merasa sakit hati, sebagai usaha membalas dendam.
- Tetap mengasuh anak bersama-sama dengan mengenyampingkan perselisihan. Memperkenankan anak untuk mengekspresikan emosinya. Beresponlah terhadap emosi anak dengan kasih sayang, bukan dengan kemarahan atau celaan. Karena itu dalam mempersiapkan perceraian, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terutama tentang psikologi anak. Satu diantaranya adalah menjelaskan alasan dari perceraian itu sendiri. Intinya, anak ingin sesuatu yang pasti. Kalau perceraian memang tidak bisa dihindari, orang tua harus menjelaskan kepada anak. Kumpulkan antara anak, ayah, dan ibu. Orang tua di sini harus menjelaskan keputusan mereka, Kalau orang tua menghadapi anak balita, jelaskan dengan bahasa yang harus bisa dimengerti oleh mereka. Jelaskan juga bahwasanya meski bercerai, kasih sayang kedua orang tua tidak akan putus. Kedua belah pihak juga menjelaskan tentang materi yang akan tetap diberikan kepada anak. Jangan juga memberi harapan palsu kepada anak. Harapan palsu di sini maksudnya adalah berjanji bahwasanya kedua orang tua mungkin suatu saat akan kembali hidup bersama. Jika janji ini sampai diucapkan, anak akan terus mengingatnya. Masalah perceraian yang sedang dihadapi oleh orang tua tentunya juga akan membuat anak terus memikirkan kondisi yang sedang menimpa kedua orang tuanya. Jangankan anak yang masih usia kecil, mereka yang sudah usia besar pun ada juga yang akan mencetuskan pemikiran bahwasanya perceraian itu adalah karena kesalahan mereka. Orang tua harus menerangkan kepada anak bahwasanya ini bukan kesalahan mereka. Ini untuk menghindari perasaan terpukul dari anak.
Agar anak tidak terus menerus merasa bersalah, tetap berikan perhatian yang tidak berubah dari kedua belah pihak orang tua. Intinya biar bagaimanapun, dalam kasus perceraian, orang tua harus ingat bagaimana perasaan dan kepentingan anak. Jadi sebelum kata cerai, pikirkan dahulu apa yang lebih baik dan buruk apa yang akan terjadi. Orang tua juga harus tetap menguasai emosi, perasaan, maupun pikiran. Meski telah berpisah bukan berarti anak hanya boleh memilih satu orang tua dan mencurahkan serta menerima kasih sayang dari satu orang tua juga. Bagaimanapun anak butuh ayah dan ibu. Jangan putuskan hubungan anak dengan orang tua yang satunya. Di sini, butuh pula kepekaan orang tua untuk mengerti apa yang dibutuhkan anak akan perasaannya. Orang tua yang memiliki hak asuh anak boleh memberitahukan tentang pasangannya namun bukan berarti menjelek-jelekkannya. Kalau kita memburuk-burukkan mantan pasangan kita, anak jadi ada dalam posisi dituntut untuk memilih. Biarkan mereka melihat dan tahu sendiri sehingga bisa mengambil keputusan sendiri.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori BINA KELUARGA
dengan judul "FAKTOR DAN DAMPAK PERCERAIAN". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://upipagow.blogspot.com/2013/04/faktor-dan-dampak-perceraian.html.
ReplyDeleteBergabung dengan besar Persaudaraan Illuminati, menjadi Anggota dan menjadi besar di Life, Kaya, Fame, Perlindungan, Promosi dan kekuasaan Memiliki. inbox saya untuk penyelidikan lebih. Manfaat yang diberikan kepada anggota yang bergabung menerangi email kami di {illuminatechurch190.org@gmail.com}
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
ReplyDeleteBERGABUNG THE GREAT ILLUMINATI HARI INI DAN MENJADI KAYA DAN TERKENAL HUBUNGI KAMI DI illuminatitemple581@gmail.com ... Apakah Anda seorang pebisnis atau wanita, seorang seniman, politisi, pendeta, dan Anda ingin menjadi kaya, kuat dan terkenal di dunia, bergabung dengan kami untuk menjadi salah satu anggota resmi kami today.Are Anda dari latar belakang miskin, dan Anda benar-benar ingin menjadi terkenal di life.or Anda ingin menjadi sangat kaya dalam hidup, ini adalah kesempatan bagi Anda untuk menjadi kaya dan membasmi kemiskinan dari hidup Anda, .. hubungi Mrs faith.Via EMAIL..illuminatitemple581 @ gmail.com) whatsapp atau hubungi via 07037154192 ... untuk info lebih lanjut
mantaff terperinci
ReplyDeleteBergabunglah dengan besar untuk menjadi kaya, terkenal
ReplyDeletedan. Kaya .for
membantu
Tentang bagaimana menjadi member dengan baik mengisi
berikut
Informasi di bawah ini
Nama lengkap.....
Usia.......
Alamat.....
Pendudukan......
Lokasi .....
Negara........
Handphone .....
E-mail......
Anda harus mengambil sumpah dan membuat sebuah
Kesepakatan yang akan Anda
Tidak pernah mengkhianati Persaudaraan, karena tidak
Akan kembali setelah
Mengisi formulir !! Sumpah kami adalah ini: jika saya pernah mencoba
Untuk mengungkapkan hal ini
Rahasia keluar ke tubuh atau mengkhianati
Masyarakat, Anda harus membalas
Pesan ini beserta detil kamu
Isi ... biarkan aku mati dengan
Pedang Lucifer. Anda diharapkan untuk mengatakannya
Ini setelah mengisi
itu
bentuk,
Cepatlah sekarang dan buatlah
Kontak dengan kami hari ini
(Thegreatilluminatitemple0@gmail.com) atau Anda juga bisa menghubungi miss jennifer pada whatsapp dengan nomor ini +2349034128196 merasa bebas untuk bergabung dengan kami.
Kekayaan adalah
milikmu selamanya!!
ARE YOU INTERESTED IN THE WORLD OF FAME?? GETTING RICH. POWERFUL AND FAMOUS? JOINING THE ILLUMINATI TODAY AND BECOME RICH.ILLUMINATI BRINGS YOU INTO THE LIMELIGHT OF THE WORLD IN WHICH YOU LIVE IN TODAY. YOUR FINANCIAL DIFFICULTIES ARE BROUGHT TO AN END IF YOU JOIN. WE SUPPORT YOU BOTH FINANCIALLY AND MATERIALLY TO ENSURE YOU LIVE A COMFORTABLE LIFE.JOIN ILLUMINATI AND GET YOUR SELF A HOUSE AND A CAR AND ALSO WITH THE SUM OF (ONE MILLION DOLLARS) BENEFITS GIVEN TO NEW MEMBERS WHO JOIN ILLUMINATI.
ReplyDelete1. A Cash Reward of one million dollars
2.A Dream House bought in the country of your own choice and a car
3.A V.I.P treatment in all Airports in the World
4.A total Lifestyle change
5.Monthly payment of $500,000.00 USD into your bank account every month as a member
If you are interested of joining us in the great brotherhood Illuminati riches satanic hand symbol contact us {supremecult@gmail.com}{ #WHATSAPP NUMBER:+13185157109
[Mr.Collins Guzman]
THE
GREAT
ILLUMINATI
WELCOMES
SELAMAT DATANG DI ILLUMINATI, Klub Orang Kaya dan Terkenal; adalah persaudaraan tertua dan terbesar di dunia yang terdiri dari 3 Jutaan Anggota. Kami adalah satu Keluarga di bawah satu ayah yang adalah Yang Mahatinggi. Di Illuminati kita percaya bahwa kita dilahirkan di surga dan tidak ada anggota yang harus berjuang di dunia ini. Oleh karena itu, semua anggota baru kami diberi Money Rewards begitu mereka bergabung untuk meningkatkan gaya hidup mereka; anggota yang berminat harus menghubungi kami; di .. (theilluminatitemple65@gmail.com) atau hubungi agen ILLUMINATI untuk info lebih lanjut hubungi +2347035070316
ReplyDeleteKISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS ALLHAMDULILLAH
ReplyDeleteDARI BERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Ridwan Mansyur , S.H., M.H BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp pribadi bpk Dr. H. Ridwan Mansyur ,S.H., M.H Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Ridwan Mansyur, S.H., M.H beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Ridwan Mansyur , S.H.,M.H 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Ridwan semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....